POPULAR STORIES

Selain Pajak 0 Persen, Harus Ada Bunga Rendah Untuk Mobil Listrik

Selain Pajak 0 Persen, Harus Ada Bunga Rendah untuk Mobil Listrik Mobil Listrik Hyundai

KabarOto.com - Pemerintah mulai fokus untuk terus mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia. Hampir seluruh Agen Pemegang Merek (APM) kendaraan bermotor asal Jepang dan Eropa mulai membuat kendaraan listrik, untuk dipasarkan di Indonesia. Sebut saja Nissan, Hyundai, Toyota dan Mitsubishi sudah punya varian mobil listrik dan siap dijual di Indonesia.

Namun, meski pemerintah sudah memberlakukan pajak 0% untuk kendaraan listrik, masyarakat masih keberatan dengan harganya yang mahal. Jadi, yang dibutuhkan saat ini adalah pajak 0% didukung dengan penurunan suku bunga.

Baca Juga: Honda Indonesia Belum Berniat Bawa Mobil Listrik Ke Tanah Air

Mobil Listrik Nissan Kicks E-Power

Demikian dikatakan Riyanto, Senior Researcher LPEM-FEB Universitas Indonesia. "Saat ini suku bunga masih tinggi, dan tenornya juga sama, cicilannya memberatkan," terang dia, dalam diskusi virtual Forwot X Forwin, Kamis (26/11).

Dia menggambarkan, biasanya suku bunga yang diberikan 12% sampai 13%, untuk menarik bisa diberikan 5%. "Ini agar masyarakat tertarik membeli mobil listrik," terangnya. Selain itu tenornya juga bisa lebih diperpanjang, agar lebih ringan lagi.

Riyanto menambahkan, beda dengan sepeda motor, yang bisa lebih murah, di antaranya dengan baterai yang bisa digunakan dengan sistem sewa. "Motor listrik bisa lebih murah, kalau pemilik motor tidak memiliki baterai, bisa sewa," tambahnya.

Baterai motor listrik itu juga diseuaikan, untuk jarak pendek, menengah dan sedang. "Jadi baterai tidak dibebankan ke konsumen, lebih murah untuk sepeda motor kalau gunakan sistem itu," terang dia.

Untuk menarik minat masyarakat juga bisa digunakan sistem trade in, tukar tambah dari motor konvensional ke motor listrik. "Bisa juga tukar tambah, ditukar sama pemerintah, untuk diganti dari konvensional menjadi listrik," paparnya.

Baca Juga: Test Drive All-New Nissan Kicks E-Power, Sensasi Berkendara Mobil Listrik Yang Berbeda

Atau mungkin, menurut Riyanto, dikonversi dari motor konvensional menjadi motor listrik. "Kalau menurut saya ini cukup menarik, jika dikembangkan. Apalagi SPBKLU untuk motor ini tidak mahal pengembangannya," terang dia lagi.