POPULAR STORIES

Transisi Menuju Era Kendaraan Listrik, Harga Jual Masih Jadi Masalah

Transisi Menuju Era Kendaraan Listrik, Harga Jual Masih Jadi Masalah

KabarOto.com – Tren kendaraan elektrifikasi di Tanah Air memasuki babak baru. Di mana, Pemerintah Indonesia sudah menetapkan batas penjualan mobil bermesin konvensional berakhir pada tahun 2050.

Menurut keterangan Ketua V Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Shodiq Wicaksono berharap peralihan penggunaan kendaraan listrik dari sebelumnya kendaraan berbahan bakar minyak bisa berlangsung secara alami di sisi masyarakat maupun industri karena ada banyak faktor yang mempengaruhi.

“Contohnya dahulu masyarakat Indonesia menggunakan mobil bertransmisi manual, namun untuk mengenalkannya ke transmisi otomatis dilakukan edukasi oleh APM secara alamiah sampai akhirnya mereka beralih sendiri. Begitu juga dengan EV ini mungkin bisa dilakukan dengan pendekatan transisi secara alamiah,” ungkap Shodiq.

Baca juga: Pengguna Mobil Listrik Berbagai Merek Bisa Isi Baterai Di Diler Ini

Salah satu contoh peralihan strategi yang bertujuan untuk menurunkan emisi karbon adalah diperkenalkannya produk Low Cost Green Car (LCGC) pada tahun 2013. Dari segi penjualan, produk dengan harga lebih terjangkau ini bertahan di pangsa pasar 20 persen secara nasional.

Seperti diketahui sebelum industri nasional bisa memproduksi baterai kendaraan listrik sendiri, ada dua teknologi lain yang bisa dijadikan tahapan menuju kendaraan listrik murni (Battery Electric Vehicle/BEV), yaitu HEV (Hybrid Electric Vehicle) dan PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle).

Baca juga: Pemerintah Indonesia Stop Jual Kendaraan Bermesin Konvensional Tahun 2050

“Seberapa cepat kita bisa menuju BEV tergantung kesiapan para stakeholder. Kalau baterai kendaraan listrik yang murah bisa tersedia dengan cepat, dan insentif pembelian atau penjualan BEV bisa diberikan dengan baik maka prosesnya bisa lebih cepat,” jelas Shodiq.

Untuk menuju target BEV ada beberapa tantangan yang harus dilewati. Salah satunya adalah soal harga jualnya yang masih terbilang mahal, yakni di atas Rp600 juta.

“Daya beli masyarakat Indonesia untuk kendaraan itu masih sekitar di bawah Rp 300 juta. Kalau ada teknologi baterai yang bisa cepat diproduksi di dalam negeri dengan lebih murah dan efisien, maka harga EV akan lebih murah karena sekitar 40-60% harga mobil listrik itu berasal dari baterai,” pungkas Shodiq.