Review Mobil Bekas - Toyota Kijang Innova 2012
KabarOto.com - Toyota Kijang Innova diperkenalkan pertama kali oleh Toyota pada 2004 silam. MPV ini merupakan penerus Kijang kapsul yang dijual di India, Malaysia, Singapura, Filipina, Taiwan, Vietnam, Indonesia, Arab Saudi, Brunei Darussalam dan Thailand.
KabarOto sempat merasakan performa generasi ketiganya, tepatnya Kijang Innova lansiran 2012. Impresi awal memang terasa bantingan suspensi khas MPV asal Jepang yang tak terlalu nyaman melewati jalan bergelombang di kawasan Gading Serpong, Tangerang. Mungkin, jika penumpang terisi sebanyak 5 orang, akan terasa lebih empuk.
Mesin 1TR-FE dengan tenaga 136 dk, terdengar sangat menggerung diajak berakselerasi di putaran mesin tinggi (kisaran 6.000 rpm). Maklum saja, mesin bensinnya bukan tipikal layak untuk diajak berakselerasi dari awal saat mobil diam. Meski demikian, torsinya yang berada di angka 182 Nm terbilang cukup membantu mobil ini berakselerasi menuju 4.000 rpm.
Baca Juga: Test Drive Toyota HiAce Premio - Senyaman Menyetir Innova Dan Fortuner
Soal kapasitas, nama besar Kijang memang tak diragukan lagi daya angkutnya. Normalnya, mobil ini dapat memuat 7 penumpang. Bahkan, karena ukurannya tergolong besar, maka bertambah 1-2 orang ukuran orang dewasa normal lazim dilakukan di Indonesia.
"Saya menggunakan Kijang Innova sejak 4 tahun lalu, dipilih karena ruangan kabin besar sehingga bisa menampung seluruh keluarga yang berjumlah 6 orang. Juga bisa membawa barang, sehiingga cocok sebagai mobil andalan keluar untuk bepergian," ujar Doddy Fartodi selaku pemilik mobil ini.
Berbicara soal pajak kendaraan bermotor, sebagai contoh, Kabaroto yang melakukan pengetesan untuk Toyota Kijang Innova G 2.0 A/T tahun 2012. Melihat STNK-nya, pajak per tahun mobil tersebut adalah Rp 3,570 juta.
Fitur mobil keluarga ini terbilang memadai mulai dari HU double DIN, AC, power steering, wiper depan-belakang dan lainnya. Namun beberapa permasalahan mulai muncul ketika menggunakan mobil ini sehari-hari. Menurut Fajar Ibnu dari bengkel Berkah Jaya Abadi, permasalahan lazim yang sering muncul adalah bohlam lampu belakang yang mati, baik di kanan maupun kiri.
Tak hanya itu, menurut Ibnu, ada lagi permasalahan soal power window yang ngadat dan mud guard yang sobek. "Sebenarnya bukan masalah kualitas, namun lebih kepada penggunaan sehari-hari saja. Maklum kadang macet, frekuensi penggunaan lampu rem jadi lebih sering, power window dan mud guard yang rusak juga karena usia pakai," ujarnya.
Baca juga: Test Drive - All New Toyota Camry 2.5 V Dan Hybrid
Ia bilang, penggantian bohlam tak memakan waktu dan biaya banyak, hanya sekitar Rp 30-50 ribuan, pun sama halnya dengan mud guard yang dibanderol tak lebih dari Rp 250 ribuan per set. "Kalau untuk power window, kita harus cek dahulu apa yang menyebabkan rusak atau ngadat," katanya.
"Mobil ini selama saya gunakan, jarang sekali ada masalah baik teknis maupun non-teknis. Servis yang tidak pernah saya lewatkan seperti ganti oli setiap 5.000 km, tune-up setiap 10.000 km, dan pergantian komponen yang memang saatnya diganti," ujar Doddy yang berprofesi sebagai pengacara tersebut.
Soal harga, generasi awal atau 2004 hingga 2008, dibanderol di kisaran Rp 77 - 135 jutaan, sedangkan generasi facelift 2008 hingga 2011 dibanderol di kisaran Rp 110 - 190 jutaan.
Nah, untuk facelift 2011 hingga 2013 dibanderol seharga Rp 115 - 215 jutaan. Sedangkan generasi facelift 2013 hingga 2015, mobil Innova dibanderol di kisaran Rp 159 - 265 juta. Generasi kedua yang diproduksi pada tahun 2015 hingga sekarang dibanderol antara Rp 159 - 385 jutaan.
Baca Juga: All New Kijang Innova Racikan ICRT Tercepat Di Indonesia, Ini Rahasianya!
Berbicara soal biaya perawatan, tak perlu khawatir, karena mesin Innova terkenal bandel, tak memerlukan perawatan khusus, bahkan spare parts-nya banyak tersedia di mayoritas bengkel di Indonesia. Perawatan seperti servis juga relatif terjangkau tanpa perlu merogoh kocek sangat dalam.
ADR Motorsport misalnya, yang biasa menangani pasien Innova bensin dan diesel untuk servis harian hingga keperluan dongkrak performa. Andre Rusli selaku punggawa workshop tersebut bilang SOP-nya menangani servis rutin bensin dan diesel memang berbeda.
"Kalau diesel kita servis membersihkan busi, saringan udara dan purging untuk bersihkan jalur solar, sedangkan bensin, purging diganti dengan carbon clean," ujarnya.
Ia bilang, selama dirawat dengan servis rutin, sebenarnya jarang terjadi kerusakan serius pada bagian mesin, "Tapi masalahnya jika tak rutin servis, kadang rusak dan masalahnya berat sampai harus turun intake, apalagi jika sampai harus turun mesin," imbuh penggeber Honda Brio yang dicangkok turbocharger tersebut.
Baca juga: Test Drive Toyota Kijang Innova 2.4G M/T Diesel, Impresi Saat Menjelajah Jakarta Hingga Jawa Timur
Soal biaya, baik bensin maupun diesel sama-sama dipatok Rp 450 ribu, sedangkan jika sampai turun intake, biayanya Rp 850 ribu. "Kalau turun mesin memakan biaya Rp 5-10 jutaan tergantung spare parts," sambungnya.
Jika ke bengkel resmi seperti Auto2000, maka biaya yang harus dikeluarkan untuk servis 80 ribu km kurang lebih Rp 920 ribu, lalu 90 ribu km dikenakan biaya Rp 715 ribu dan 100 ribu dan 300 ribu km dikenakan biaya sebesar Rp 830 ribu.
Suku cadang fast moving (Auto2000):
1. Kampas rem depan Rp 910 ribu
2. Kampas rem belakang Rp 650 ribu
3. Filter bahan bakar Rp 540 ribu
4. Filter oli Rp 79 ribu
5. Gasket oli Rp 9 ribu
6. Oli mesin Rp 87.500
7. Filter udara Rp 300 ribu
8. Cairan rem Rp 50 ribu
9. Oli transmisi Rp 331 ribu
Baca Original Artikel