Test Ride - Seminggu Kencan Dengan MV Agusta F4R

Kipli Minggu, 23 Juni 2019

KabarOto.com - Setelah mencoba menjinakkan Super Sport Bike MV Agusta F3 800, Kabaroto kembali mendapatkan kesempatan untuk menjajal saudara sedarahnya dengan kasta yang lebih tinggi, yakni MV Agusta F4R 1000.

Predikat superbike yang disandang motor berkapasitas mesin 998cc itu memang tergolong advanced jika dibandingkan lawan-lawannya di kelas yang sama. Maklum saja, pabrikan Eropa memang selalu serius dalam menggarap teknologi maupun performa kendaraan mereka.

Jika sudah begitu, 'budget to prestige ratio' tak lagi jadi pertimbangan sulit bagi penggemar setianya. Selain performanya yang relatif menjanjikan, motor Italia yang dibanderol di kisaran Rp 890 jutaan ini punya fitur yang lebih condong ke arah kompetisi.

Baca Juga: Test Ride - Menjinakkan Moge MV Agusta F3 800

Misalnya saja fitur Traction Control, Normal, Rain & Sport Riding Mode, lalu catatan lap time yang berguna saat digunakan di sirkuit. Tak ketinggalan, indikator standarnya seperti odometer, trip meter 1 & 2, berbagai indikator peringatan, juga Day & Night Mode.

Simpel memang, karena motor ini dirancang untuk kebutuhan performa, saking simpelnya, indikator bahan bakar yang berjumlah total 17 liter pun tak tersedia, jadi rider-nya pun hanya bisa berpatokan pada warning indicator menyala dan beralih ke mode reservoir/ BBM cadangan.

Fitur lain yang jadi bawaan motor ini adalah quickshifter EAS 2.0 yang membuat Sobat Kabaroto tak perlu lagi menekan kopling saat perpindahan gigi. Selain lebih halus, putaran mesin pun tak banyak turun karena waktu shifting yang lebih singkat.

Baca Juga: Test Ride Yamaha YZF-R25 V3: Mencicipi Karakter Entry-Level Motor Sport

Sayang, tak seperti motor dikelasnya, F4 belum dilengkapi fitur Launch Control yang berguna membantu rider menjaga putaran mesin agar tak drop dan over power saat start.

Namun tipe yang disokong dengan desainer dan mesin dari Ferrari ini punya kelebihan, MVICS atau singkatan dari Motor & Vehicle Integrated Control System juga mengusung fitur 8 level traction control dan 4 riding mode yang terdiri dari Normal (N), Rain (R), Sport (S), dan Custom (C) yang bisa di personalisasi sesuai kebutuhan rider.

Uniknya, teknologi sekelas Moto GP juga diaplikasikan pada mesin superbike berkapasitas 998cc (dibulatkan menjadi 1000cc) ini. Teknologi yang dimaksud adalah counter-rotating crankshaft yang juga dikenal dengan nama lain backward-rotating crankshaft dan reverse-rotating crankshaft.

Baca Juga: Test Ride - KTM Duke 390, Street Fighter Rasa Supermoto

Artinya, kinerja poros engkol mesin punya putaran berlawanan dengan arah laju roda, tak seperti motor pada umumnya yang punya mesin forward-rotating crankshaft searah laju roda. Secara logika, efek giroskopik yang dihasilkan pun lebih kecil dan bisa menghambat laju akselerasi. Namun positifnya, motor menjadi lebih mudah dikendalikan sewaktu di tikungan.

Namun untuk unit tes F4 yang Kabaroto cicipi, kebetulan punya tingkat kekerasan suspensi belakang yang cenderung lembut. Berbeda dengan adiknya, yakni F3 800 yang sudah disetel keras dan lebih pede untuk 'knee down'. Yang pasti, jika F4 ini di-adjust dengan tingkat kekerasan yang sama dengan F3 800 yang sempat kami jajal, akan lebih presisi lagi di tikungan tanpa khawatir terjadi 'wobbling'.

Test rider kebetulan memiliki tinggi badan 188 cm, tinggi jok 830 mm dan lebar 750 mm superbike ini tentu tak jadi masalah, kedua kaki kami bisa menapak aspal. Namun dengan tinggi badan dibawah 180 cm, dimensi superbike ini memang menjadi sedikit hambatan, bukan hanya soal kaki, namun untuk menahan bobotnya pun perlu usaha ekstra. Belum lagi riding position yang terbilang membungkuk. Setelah seminggu, punggung dan pinggul kami perlu di pijat. Pastinya memang jarang sekali yang memakai motor ini untuk keperluan sehari-hari.

Baca Juga: Test Ride - Kencan Seminggu Dengan Royal Enfield Classic 500

Enaknya, stabilizer dari CRC sudah jadi piranti standar dari motor ini, jadi rider bisa mengatur tingkat rigiditas setir hanya dengan memutar knobnya. Selain itu, suspensi depan upside down dari Marzocchi juga sudah mengadopsi tipe adjustable.

Soal akselerasi, rasanya tak perlu naif melihat tenaga diatas kertas yang menunjukkan angka 212 dk dengan bobot 190 kg saja. Sayangnya, jarang sekali trek di Indonesia yang bisa benar-benar mengeluarkan potensi maksimal dari motor-motor ganas seperti MV Agusta F4 ini. Hasilnya, Kabaroto hanya bisa mendapatkan angka 210 kpj saat baru mengoper ke gigi 4 dengan motor 4 silinder segaris ini.

Soal konsumsi bahan bakar, kami memakai metode full-to-full yang menghasilkan angka 12,8 kpl Kalau tangan agak sedikit 'nakal' dan sesekali full throttle, konsumsi BBM motor yang dijuluki sebagai 'one of the most powerful bike in the world' ini pun masih tergolong irit yakni 10 kpl.

Baca Juga: Menikmati Petualangan 2 Alam 368 Kilometer Dengan Honda CRF 250 Rally

Teknologi lain yang diusung MV Agusta sepertinya memang dirancang untuk mengeliminir efek giroskopik dari counter-rotating crankshaft. Rahasianya di valve atau klepnya yang mengusung mekanisme berjenis variable valve. Efeknya seperti VTEC pada mesin-mesin mobil Honda Type-R, ketika masuk putaran menengah keatas, rider terasa seperti didorong kebelakang.

Dengan harga jual Rp 890 juta, memang ini rasanya superbike yang tepat buat Sobat Kabaroto yang ingin tampil beda dengan moge-moge lain yang beredar dijalanan. Karena merek yang satu ini memang masih relatif asing bagi orang awam di Indonesia.

Untuk para jomblo, kesampingkan dulu pemikiran bahwa kaum hawa bakal terpesona dengan siluet bodinya yang seksi dan suara khas 'Ferrari' dari mesinnya. Karena dari pengalaman kami, hanya 5% yang 'aware' bahwa superbike ini berbeda dengan motor 150 cc & 250 cc idola mereka, itupun karena kami parkir di zona khusus moge.

Ya, superbike MV Agusta F4 ini memang dirancang untuk memuaskan hasrat mereka yang ingin merasa eksklusif, hobi kecepatan, dan suka dengan motor seksi yang sedap dipandang dari sudut manapun.

Electrical
Indicator Light Yes
Adjustable Headlights Yes
Battery Voltage 12 V
Head Lamp LED
Tail Lamp LED
Chassis & Suspension
Body Frame Material Steel
Side Wings Yes
Seat Type Single Seat
Chrome Garnish No
Body Frame Type Tubular Trellis
Rear Suspension Twin Tube
Suspension Travel(Front) 120 mm
Front Suspension USD Fork
Suspension Travel(Rear) 120 mm
Wheels & Tyres
Front Tyre 120/70 ZR17
Front Wheel Size R17
Rear Tyre 200/55 ZR17
Rear Wheel Size R17
Tyre Type Runflat, Tubeless
Engine & Performance
Displacement 998 cc
Maximum Power 212 dk
Clutch Type Wet, Multi-Plate
Maximum Torque 115 Nm
No. Of Strokes 4-Stroke
No. Of Cylinder 4
Dimension
Category Sport
Seat Height 830 mm
Length 2115 mm
Width 750 mm
Dry Weight 175 kg
Ground Clearance 115 mm

Bagikan

Baca Original Artikel