POPULAR STORIES

Diminati Para Petani, Begini Cara Esemka Dipasarkan

Diminati Para Petani, Begini Cara Esemka Dipasarkan

KabarOto.com - Esemka merupakan mobil karya Anak Bangsa yang sudah mulai diproduksi. Presiden Joko Widodo sendiri telah meresmikannya pada akhir tahun 2019. Dari prototype, pabrikan mobil yang berada di bawah naungan PT Solo Manufaktur Kreasi rencananya akan membuat berbagai model kendaraan.

Model tersebut di antaranya Sport Utulity Vehicle (SUV), Multi Purpose Vehicle (MPV) juga pikap bernama Bima 1.2 dan juga 1.3. Saat ini, dua model terakhir yang sudah dipasarkan dan digunakan oleh konsumennya di berbagai daerah. Esemka memasarkan model Bima ini dengan harga Rp125 juta.

Baca Juga: Kemenperin: Esemka Dibuat Dengan Sistem Part By Part

Dari media sosial @esemkaindonesia, selalu diupdate pengiriman mobil pikap ke konsumennya. Beberapa instansi dan masyarakat di beberapa daerah terlihat mulai menggunakan mobil ini.

Humas PT Solo Manufaktur Kreasi, Sabar Budi mengatakan,saat ini mereka fokus mememenuhi permintaan dari konsumennya. "Pesanan tidak terlalu besar, tapi kita terus keluarin produk dari pabrik. Permintaan terus ada dari berbagai daerah," terang, Budi saat dihubungi KabarOto.com, Senin (1/2).

Proses Produksi di Pabrik Esemka

Saat ini Esemka sudah menyebar kendaraannya di beberapa diler di daerah Lampung, Jakarta dan Boyolali. Untuk Jawa Barat bisa dicover dari diler Jakarta. Sementara itu, dari Boyolali melakukan pengiriman ke Surabaya, Madiun, Trenggalek dan Kediri. "Kalau di Lampung mencakup wilayah Sumatera," terang Budi lagi.

Diler Lampung selalu menjadi sorotan, karena di daerah ini penjualan Esemka cukup banyak. "Di Lampung itu, penggunanya komunitas-komunitas petani karet dan kelapa sawit cukup banyak," terangnya. Lantas instansi pemerintahan, dan industri juga sudah menggunakan mobil ini.

Lalu bagaimana cara memperkenalkan brand ini ke konsumen, karena biasanya tipikal masyarakat Indonesia melihat merek yang sudah dikenal ketimbang membeli mobil dari merek baru, apalagi lokal.

Penyerahan Esemka Bima ke konsumen

Budi menjelaskan, untuk membangun brand, mereka lakukan di beberapa desa yang memiliki badan usaha milik desa (Bumdes). "Di desa, misal Boyolali kita sudah melakukan pembicaraan dengan 300 Bumdes, mereka kita kasih test drive mobil ini," cerita Budi.

Perwakilan dari Bumdes ini diminta untuk mencoba berbagai kondisi jalan, merasakan kendaraan langsung, sampai medan mulai dari perkotaan sampai pegunungan. "Ada di Boyolali tanjakan curam, itu kita lewatin mobil ke daerah itu, mereka rasakan langsung," tambahnya.

Dari hasil tes tersebut, biasanya mereka tertarik dan memesan dengan cara tunai. "Kebanyakan mereka melakukan pembelian dengan tunai. Kalau nyicil biasanya melalui koperasi. Tapi kita terimanya tunai ya," tambah Budi.

Dia mengaku fair, memberikan informasi tentang Bima ini ke calon konsumennya, kekuatan mobil sampai after sales seperti apa.

"Untuk after sales sementara kita kerjasama dengan bengkel rekanan ya mas," tambah dia. Karena menurut Budi, untuk membuat sebuah bengkel resmi di diler maksimal harus 50 sampai 100 unit ada di daerah tersebut.

Baca Juga: Kemenperin, Gaikindo Dan Industri Komponen Lokal Siap Dukung Esemka

"Kalau kita buat bengkel resmi atau layanan 3S syaratnya mesti 50-100 unit," tambah Budi lagi. Suku cadang untuk mobil-mobil buatannya pun sudah tersedia di beberapa bengkel rekanan. "Ya, suku cadang kita sudah di bengkel rekanan, jadi aman," tegasnya.