KabarOto.com - Bridgestone Indonesia fokus menjalankan E8 Commitment, sebagai langkah untuk semakin mempercepat evolusi program sustainaiblity berbasis energi, ekologi efisiensi, eksistensi, ekonomi, emosi, kemudahan dan empowerment.
Implementasinya, melalui pengembangan produk ramah lingkungan, yaitu ban Ecopia yang ramah lingkungan. Dirancang khusus menggunakan low rolling resistance (LRR), menghasilkan karet bundar dengan hambatan gulir rendah.
Baca Juga: Bridgestone Bocorkan Tiga Faktor Dalam Setiap Pengembangan Produk
Resistansi gulir rendah, dirancang untuk mengurangi kehilangan energi saat ban menggelinding, sehingga akan mampu meningkatkan efisiensi bahan bakar kendaraan dan mengurangi emisi gas karbon.
“Tantangan dari pengembangannya adalah bagaimana secara kualitas sama, durabilitas dan safety sama, tetapi lebih enteng," jelas Presiden Direktur Bridgestone Indonesia, Mukiat Sutikno.
Merek ban asal Jepang ini, juga tengah mengembangkan ban untuk kendaraan listrik, dan saat ini sudah digunakan mobil litrk buatan Eropa. MUkiat menjelaskan, bobit kendaraan listrik sangat berat dibanding konvensional, untuk itu ban harus lebih ringan.
"Untuk ban teknologi Enliten sudah digunakan di Eropa. Di Indonesia, kita tunggu saja," tutur Mukiat. Dengan inovasi terbaru tersebut, Bridgestone dapat berkontribusi pada kondisi mesin meghemat bahan bakar dan baterai untuk kendaraan listrik.
Selain menghadirkan produk berkualitas, Bridgestone juga menjalankan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Mereka menjalankan program pengelolaan sisa produksi ban, atau ban bekas pakai berbasis pemberdayaan masyarakat seperti proyek sosotan, serta aksi konservasi hutan mangrove dan pemberdayaan masyarakat dengan pembinaan produk olahan makanan di sekitar Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat.
Baca Juga: Bridgestone Hadir Di IIMS 2023, Umumkan Teknologi Ban Bernama Enliten
Sementara itu, Yunus Triyonggo selaku HR & GA Director Bridgestone Indonesia mengatakan, fondasi program keberlanjutan di Bridgstone, pada dasarnya mengacu pada strategi lima pilar, yaitu carbon neutral, ekonomi sirkular, solusi dan inovasi produk, pemberdayaan komunitas, serta pola pikir dan budaya berkelanjutan.
