KabarOto.com – Suhu mesin merupakan faktor penting yang menentukan performa dan daya tahan kendaraan. Mesin yang bekerja pada suhu ideal akan menghasilkan tenaga optimal dan efisiensi bahan bakar yang baik.
Namun, ketika suhu mesin melebihi batas normal atau mengalami overheat, dampaknya bisa fatal. Komponen internal dapat rusak, performa menurun, bahkan menyebabkan kerusakan permanen pada mesin.
Baca Juga: Bahaya Overheat pada Toyota Hilux Rangga, Perhatikan Cara Menjaganya
Kondisi ini sering membuat pemilik kendaraan panik, terutama jika sistem pendingin terlihat normal dan tidak ditemukan kebocoran eksternal.
Banyak yang mengira masalah selesai hanya dengan menambah air radiator atau mengganti coolant. Padahal, penyebab overheat bisa lebih dalam dan bersumber dari kebocoran internal yang tidak terlihat secara kasat mata.
Mengenal Sistem Pendingin
Sistem pendingin berfungsi menjaga suhu mesin agar tetap stabil. Cairan pendingin atau coolant bertugas menyerap panas dari blok mesin, kemudian dialirkan ke radiator untuk didinginkan melalui sirip dan kipas, terutama saat mobil berhenti atau berjalan pelan. Sirkulasi ini dikendalikan oleh water pump agar aliran cairan terus bergerak selama mesin hidup.
Baca Juga: Cegah Overheat Saat Perjalanan Mudik Lebaran, Cek Kondisi Radiator Sebelum Berangkat
Komponen lain yang berperan penting adalah thermostat, yang mengatur kapan cairan pendingin dialirkan ke radiator. Saat mesin masih dingin, thermostat akan tertutup agar suhu cepat naik. Setelah mencapai suhu kerja ideal, thermostat terbuka untuk menjaga suhu tetap stabil. Selain itu, radiator cap berfungsi mengatur tekanan sistem pendingin agar tidak berlebihan, sementara tabung cadangan menampung kelebihan cairan.
Kerja sama seluruh komponen ini membuat mesin bekerja optimal dengan suhu stabil dan efisien. Jika seluruhnya dalam kondisi baik, seharusnya mobil tidak mudah mengalami overheat. Namun, bila gejala overheat tetap terjadi meskipun tidak ada kebocoran eksternal, kemungkinan besar terdapat kebocoran internal, yang dikenal dengan istilah “kompresi nyebrang”.
Kompresi “Nyebrang”
Istilah ini sering digunakan di dunia otomotif untuk menggambarkan kondisi ketika tekanan kompresi dari satu silinder bocor dan berpindah ke silinder lain. Hal ini biasanya disebabkan oleh kerusakan pada paking head, retakan di blok atau silinder head, atau kerusakan pada klep.
Akibatnya, tekanan di ruang bakar menjadi tidak seimbang. Gejala yang muncul antara lain tenaga mesin menurun, idle tidak stabil, oli bercampur air, serta peningkatan suhu mesin yang berlebihan. Jika tidak segera diperbaiki, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan lebih parah pada komponen mesin.
Silinder Head Keropos
Keropos pada silinder head juga dapat menyebabkan overheat tanpa adanya kebocoran eksternal. Jalur air pendingin yang berlubang dapat membuat cairan radiator masuk ke ruang pembakaran atau saluran oli. Akibatnya, air radiator cepat habis dan performa mesin menurun.
Baca Juga: Tindakan Penting yang Harus Segera Dilakukan Saat Mobil Alami Overheat
Gejalanya antara lain mesin terasa brebet saat pertama kali dinyalakan, bahkan setelah mesin panas. Pada kasus yang lebih parah, oli mesin akan berwarna seperti kopi susu—menandakan adanya campuran antara oli dan air radiator.
Paking Head Rusak
Selain silinder head, kerusakan pada paking head juga sering menjadi penyebab utama overheat. Ketika paking head sudah tidak mampu menahan tekanan, air radiator dapat masuk ke ruang bakar dan menghasilkan asap putih tebal dari knalpot.
Baca Juga: Mengatasi Overheat pada Mobil: Tanda, Penyebab, dan Solusinya
Gejala lain yang muncul mirip dengan silinder head keropos, yaitu mesin brebet saat dingin dan air yang keluar dari knalpot lebih banyak dari biasanya akibat uap air pendingin yang terbakar.
Solusi Perbaikan
Menurut Davit Susanto, pemilik bengkel Intro Autoworks, langkah pertama yang harus dilakukan ketika muncul indikasi kompresi nyebrang adalah turun mesin setengah untuk memastikan kondisi paking head dan silinder head.
“Jika sudah ada indikasi kompresi nyebrang, maka mesin harus turun setengah untuk mengetahui kondisi paking head dan silinder head. Bila silinder head masih dalam kondisi baik, cukup ganti paking head saja. Namun jika silinder head sudah keropos, sebaiknya diganti baru,” jelas Davit.
Baca Juga: Takut Mesin Overheat? Perhatikan Tips Ini
Ia menambahkan bahwa selain paking head dan silinder head, beberapa komponen lain juga wajib diganti ketika mesin dibuka, antara lain seal klep, paking knalpot, paking intake manifold, seal camshaft, paking tutup klep, dan seal thermostat.
Jika kondisi silinder head masih memungkinkan, komponen tersebut dapat dibubut agar permukaannya kembali rata. “Jika silinder head masih baik cukup dipapas dan dibubut ringan. Proses ini dilakukan untuk mengembalikan kerataan permukaan setelah paking head rusak atau mesin overheat, agar paking baru bisa menempel rapat tanpa kebocoran,” tutup Davit.
Estimasi biaya perbaikan sangat bergantung pada jenis kendaraan dan lokasi bengkel. Umumnya, perbaikan untuk paking head berkisar antara Rp 3 juta hingga Rp 5 juta, sedangkan jika silinder head harus diganti, biayanya bisa mencapai Rp 5 juta hingga Rp 10 juta.
Baca Juga: Mobil Overheat dan Tak Bawa Water Coolant, Ini Solusinya
Tipis Paking Head dan Silinder Head Lebih Awet
Agar paking head dan silinder head lebih awet, Davit menyarankan untuk selalu menggunakan coolant berkualitas dan menghindari penggunaan air biasa pada sistem pendingin. Air biasa memiliki kandungan mineral yang tinggi dan dapat menimbulkan korosi, yang dalam jangka panjang bisa menyebabkan keropos pada silinder head.
Selain itu, ketika mobil mengalami overheat, jangan dipaksakan untuk terus berjalan. Suhu tinggi yang berlebihan dapat menyebabkan silinder head melengkung dan merusak permukaannya. Langkah terbaik adalah menghentikan kendaraan, menunggu suhu turun, lalu melakukan pemeriksaan sebelum melanjutkan perjalanan.