POPULAR STORIES

Pertumbuhan Kendaraan Listrik Di Indonesia Masih Lambat, Ini Penyebabnya

Pertumbuhan Kendaraan Listrik di Indonesia Masih Lambat, Ini Penyebabnya Mobil listrik DFSK Gelora E (Foto: KabarOto)

KabarOto.com - Dalam rangka mempercepat pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia, Pemerintah sudah memberikan subsidi kepada masyarakat yang ingin membeli motor dan mobil listrik. Namun,Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menilai pertumbuhan pengguna kendaraan ramah lingkungan ini masih lambat.

Hal itu dikatakan Danto Restyawan, Direktur Sarana Transportasi Darat Kementerian Perhubungan. Menurutnya, proses transisi konsumen ke kendaraan listrik tentunya membutuhkan waktu, harusnya bisa lebih cepat.

Baca Juga: Berikan Informasi Kendaraan Listrik, BUMN Luncurkan Website Pakai Molis

“Harusnya bisa dipercepat, agar makin banyak pengguna kendaraan listrik di ke depannya,” terangnya di Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) belum lama ini.

Wuling Air ev, salah satu kendaraan listrik yang mendapat subsidi (Foto: kabarOto)

Lambatnya pertumbuhan kendaraan listrik saat ini disebabkan tiga hal, salah satunya penyebaran kendaraan listrik di Tanah Air belum merata. Ia mencontohkan, di mobil baru beberapa merek yang memasarkan, harganya juga masih mahal.

“Kita lihat merek yang jual mobil listrik di pasar masih sedikit, harganya mahal, Rp 700 jutaan, bahkan ada yang mencapai Rp 1 miliar,” tambahnya. Ini hanya bisa dibeli oleh kalangan atas.

Masyarakat Indonesia, menurut dia masih melihat nilai ekonomis, melihat harga yang masih tinggi, membuat orang akan berfikir dua kali membeli kendaraan listrik. Khusunya kalangan menengah ke bawah.

Selain itu, jenis mobil listrik juga menurut dia yang beredar saat ini masih sedikit. Jenisnya juga menurut Danto dirasakan kurang cocok untuk konsumen IIndonesia, yang melihat dari sisi ekonomis dari segi ukuran.

“Harus ada lini mobil listrik yang masuk di tengah, tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal, menawarkan fitur yang bisa mengakomodir keinginan masyarakat,” tambah dia. Selain itu, pelayanan after sales juga memudahkan konsumen merawat mobilnya.

Lalu yang terakhir, menurutnya mobil berbahan bakar bensin masih banyak beredar di pasaran. Ditawarkan dengan fitur yang lebih baik dan harga menarik. Tiga faktor ini yang membuat terhambatnya proses elektrifikasi di Indonesia.

Baca Juga: Begini Aturan SNI Kendaraan Listrik Menurut Badan Standarisasi Nasional

Ia beranggapan, jika Agen Pemegang Merek (APM) harus mengurangi penyebaran mobil berbahan bakar bensiin. “Menurut jika IIndonesia mau full elektrik, sebaran kendaraan bensin harus dikurangi, mobil atau motor,” teranggnya.