POPULAR STORIES

Simak Perbedaan Mesin Diesel Common Rail Dan Konvensional

Simak Perbedaan Mesin Diesel Common Rail dan Konvensional Mesin diesel common rail Euro 4 (Foto: KabarOto)

KabarOto.com - Saat ini, beberapa kendaraan bermesin diesel baik niaga maupun penumpang sudah menggunakan sistem common rail. Lalu apa bedanya dengan konvensional?

Diketahui, common rail merupakan sistem penyuntikan solar bertekanan tinggi yang dikontrol secara elektronik, diklaim memiliki berbagai keunggulan dibanding diesel konvensional (non common rail), salah satunya adalah kerja mesin lebih optimal.

Baca Juga: Fungsi Dari Sensor Yang Ada Pada Mesin EFI, Berikut 10 Sensornya

Perbedaan antara mesin diesel common rail dan konvensional ada pada kestabilan tekanan. Kontrol injeksi bahan bakar di mesin diesel common rail tidak terpengaruh beban putaran mesin dan beban kendaraan, sedangkan konvensional dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut.

Biasanya kendaraan yang sudah menyemat mesin diesel common rail sudah dilengkapi sistem Engine Control Module (ECM), akan mengatur jumlah timing dan tekanan injeksi, sehingga membuat emisi lebih rendah, suara halus dan output maksimal.

Ilustrasi mesin diesel konvensional Euro 2 (Foto: FAW)

Selain itu, perbedaan lain, adalah konvensional kontrol mesinnya masih mengandalkan gerakan kabel besi penghubung dari pedal gas. Dengan kata lain, sistem pengiriman bahan bakar mesin diesel konvensional masih mekanikal.

Untuk mesin diesel modern, dari pompa akan masuk terlebih dahulu ke sisitem common rail, sehingga tekanannya stabil. Sementara konvensional, dari pompa langsung ke injector. Artinya tergantung pada putaran mesin kendaraan atau sesuai kebutuhan.

Baca Juga: Jangan Sembarang Pilih Filter Oli Mesin Untuk Mobil, Ini 5 Tipsnya

Kemudian tekanan injeksi yang dikeluarkan dari sistem common rail mampu mencapai 200 Megapascal. Kecepatan injeksinya mencapai satu milisekon, dan jumlah injeksinya 50 mm kubik dengan plus minusnya satu mm kubik. Sehingga kepresisian injeksi tersebut membuat mesin diesel common rail lebih irit.

Dikutip dari laman KTB Fuso, produsen kendaraan niaga Mitsubishi Fuso di Indonesia, saat mesin memerlukan bahan bakar, katup injeksi akan terbuka, memungkinkan bahan bakar masuk ke dalam ruang bakar, dengan tekanan yang tetap, tanpa perlu khawatir adanya fluktuasi tekanan.

Mesin diesel common rail Euro 4 (Foto: KabarOto)

Hasilnya adalah pembakaran lebih efisish dan emisi rendah. Tekanan konstan, dalam common rail juga memungkinkan kontrol lebih baik atas waktu injeksi, sehingga menghasilkan lebih banyak tenaga dan efisiensi bahan bakar yang lebih baik.

Kendati lebih efisien dan lebih bertenaga dibanding mesin diesel konvensional, teknologi common rail ini wajib dipadu menggunakan turbocharger dan sistem direct injection. Artinya, akan terjadi konsekuensi tekanan pada sistem bahan bakar mesin diesel common rail sangat tinggi.

Baca Juga: Lakukan Engine Flush Mesin Mobil Agar Performa Terjaga

Menurut beberapa produsen kendaraan niaga lainnya, tekanan bahan bakar diesel common rail berkisar 1.600-2.000 bar. Sedangkan diesel konvensional hanya mencapai 176-225 bar.

Oleh karena tekanan sistem bahan bakarnya tinggi, mesin diesel common rail membutuhkan bahan bakar berkualitas tinggi yang rendah kandungan sulfur.

Dengan menggunakan sistem common rail, kendearaan bermesin diesel, maka mesin lebih bersih dan awet serta didukung dengan sistem pembersihan seperti filter bahan bakar yang berfungsi lebih baik dan pengecekan mesin yang lebih mudah jika menggunakan sistem komputerisasi, tidak seperti diesel konvensional dengan sistem trial error.

Berita Terkait

Berita Terkait