POPULAR STORIES

Teken MoU Dengan BYD, Indonesia Akan Jadi Pemain Besar Kendaraan Listrik Global

Teken MoU dengan BYD, Indonesia akan Jadi Pemain Besar Kendaraan Listrik Global Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan usai tandatangani MoU dengan BYD (Kemenko Marves)

KabarOto.com - Salah satu produsen mobil listrik asal Tiongkok, BYD menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan untuk menjajaki peluang investasi antara Indonesia dan Tiongkok, salah satunya mobil listrik.

Dengan menggandeng BYD, Luhut yakin Indonesia akan menjadi pemain terdepan dalam industri kendaraan listrik global.

Baca Juga: BYD Pasang Target Penjualan 3 Juta Unit Mobil Listrik Tahun 2023

"Bersama dengan mitra internasional seperti BYD, kita dapat menempatkan Indonesia sebagai pemain industri terdepan dalam panggung kendaraan listrik global, sekaligus mendorong transformasi Indonesia menuju masa depan yang lebih bersih dan lebih hijau," kata Luhut dalam keterangan tertulisnya.

Luhut menegaskan, penandatanganan MoU ini mencerminkan pentingnya langkah-langkah ke depan dalam mewujudkan ambisi kendaraan listrik di Indonesia sehingga dapat menjadi pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara.

"Dan kami mengapresiasi inisiatif BYD untuk menjajaki peluang ini lebih lanjut," tambah Luhut.

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan usai tandatangani MoU dengan BYD (Foto: maritim.go.id)

Dengan sumber daya alam yang melimpah, lokasi geografis yang strategis, dan dukungan pemerintah, Luhut yakin Indonesia memiliki resep kunci untuk mengembangkan industri kendaraan listrik di dalam negeri.

BYD saat ini memiliki pangsa pasar kendaraan listrik global terbesar, yang terus berkembang di Asia dan Eropa. BYD mencatat rekor pada 2022 dengan total penjualan global sebanyak 1,85 juta unit, mengalami lonjakan pesat dari penjualan 593.745 unit pada tahun 2021.

Baca Juga: BYD Seagull, Alternatif Mobil Listrik Menarik Rp169 Jutaan

Sejak didirikan pada tahun 1995, BYD telah memperluas operasinya ke lebih dari 50 negara dan memiliki lebih dari 220.000 karyawan di seluruh dunia.

"Dengan memanfaatkan kekuatan Indonesia dan dengan menyambut transisi kendaraan listrik, Indonesia dapat membuka jalan baru untuk pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, serta pembangunan berkelanjutan," tegas Luhut.