Melakukan mudik dengan mobil menjadi pilihan sebagaian masyarakat Tanah Air karena memiliki beragam keunggulan. Berkendara jauh saat puasa membuat pengendara perlu memperhatikan beberapa hal, termasuk persiapan sebelum melakukan perjalanan.

Berkendara jarak jauh, tentu membuat pengemudi merasa letih dan lelah. Belum lagi kejenuhan dengan kondisi selama berada di jalan tol membuat mengantuk, dan munculnya gejala microsleep. Kondisi ini, membuat kesadaran pengemudi turun, dan bisa membuat tertidur selama beberapa detik. Hal ini lah yang membuat banyak kecelakaan terjadi di jalan bebas hambatan.

Hampir semua kecelakaan kendaraan disebabkan oleh kesalahan manusia. Namun, seiring berkembang teknologi di kendaraan, sudah banyak manufaktur menghadirkan peranti pendukung yang membantu pengendara meningkatkan kewaspadaan di jalan raya.

Lalu bagaimana Sunmori seharusnya dilakukan oleh pengguna motor? Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, kegiatan ini bisa mengakibatkan menimbulkan bahaya bagi pengendara lain, jika dilakukannya dengan memacu kecepatan. Sony memaparkan, peserta sunmori seharusnya jangan saling mengejar. Apalagi menurutnya, memanas-manasi satu dengan yang lain, hanya sekedar untuk gaya-gayaan. "Satu orang mengompori betot gas, yang lain akan terpancing," terang Sony kepada KabarOto.com.

Menunggangi sepeda saat Pandemik Covid-19 menjadi kegiatan yang menyenangkan. Selain berolahraga, kegiatan ini juga untuk hobi dan bersosialisasi dengan sesama. Bahkan, mereka tak jarang bersepeda bersama di jalan raya menuju satu tempat yang ditentukan sesuai kesepakatan. Kebersamaan mereka menjadi sebuah rombongan dan bergerombil di jalan raya. Terkadang mereka tak lagi berada di pinggir jalan, ke tengah dan dianggap mengganggu pengendara sepeda motor dan mobil. Karena, sepeda adalah kendaraan yang mudah olenk saat berjalan, sistem gowes kaki yang membutuhkan space yang lebar di jalan raya.

Ketika berkendara di jalan tol, banyak ditemui pengemudi yang berjalan statis di jalur paling kanan. Tanpa mereka sadari, arti jalur paling kanan di jalan tol hanya untuk mendahului, bukan untuk berjalan di jalur tersebut tanpa berpindah lagi ke jalur tengah. Apalagi mengendarainya dengan kecepatan rendah, sudah tentu akan menghambat pengendara lain yang ingin menyalip kendaraan di jalur tengah yang kecepatannya lambat. Untuk pengemudi seperti ini biasanya disebut Lane Hogger. "Saya menyebut istilah Lane Hogger atau pengemudi bodoh," terag Sony Susmana, Training Safety Defensive Consultant (SDCI).

Truk dengan muatan Over Dimension dan Over Loading (ODOL) masih tetap berkeliaran di beberapa jalan tol Jabodetabek, Jasa Marga harus melakukan ini

Memasuki musim penghujan, tentu menjadi kewaspadaan para pengendara ketika melajukan mobilnya, selain dari menyiapkan kendaraannya. Saat hujan deras, tak bisa ditebak apakah itu kubangan atau tikungan tajam. Kecepatan mobil melaju harus direduksi.