Kupas Tuntas Bohlam LED dan HID

Kipli Kamis, 08 Maret 2018

KabarOto.com - Mobil premium rata-rata sudah dibekali sistem penerangan yang baik. Selain untuk penerangan, tipe headlamp yang sudah menggunakan HID (High-Intensity Dishcarge) dan LED (Light Emitting Diode) memiliki bentuk fisik yang relatif lebih menarik dibanding tipe halogen.

Nah, pada mobil modern, fitur HID dan LED sudah jadi menu wajib karena mampu menghasilkan cahaya dengan tingkat intensitas yang tinggi daripada lampu halogen biasa. Contohnya, headlamp Honda All new Accord VTi-L dan CRV 2.4 yang sudah menggunakan HID projector sebagai penerangan standarnya.

Baca Juga: LED Aftermarket: Banyak Ragam Sesuai Keinginan

“Tidak ada masalah signifikan yang saya temui di lampu HID OEM mobil karena dari pihak manufaktur pasti sudah memperhitungkan secara cermat. Paling masalah hanya waktu bohlam putus, pemilik mobil harus membeli satu buah lengkap dengan headlamp-nya, karena bohlam HID OEM Honda tidak memiliki part number,” ujar Edi Sutasno, Mechanic Instructor Honda Kebon Jeruk.

Pria dengan logat Jawa Barat kental itu juga bilang, semua HID serta OEM dipastikan dapat menembus cuaca buruk seperti kabut atau hujan deras sekalipun.

“Belum ada kasus mengembun, buram, atau kerusakan lain yang komplain ke sini karena mobilnya pun termasuk baru, tapi kalaupun nanti ada kan masih garansi dari Honda,” jelas Edi Sutasno.

Sedangkan tipe LED OEM Honda dapat ditemukan pada head lamp milik HRV 1.8, stop lamp milik All new Accord VTi-L, serta auxiliary stop lamp Honda Jazz GK5 yang menempel di spoiler.

“Awalnya lampu LED didedikasikan sebagai model lampu masa depan yang dianggap dapat menekan pemanasan global karena dinilai sangat efisien. Keunggulannya lebih hemat daya, lebih tahan Lama, dan tidak panas” ujar pria 30 tahun ini.

Kelemahannya, lanjut Edi Sutasno, hanya di harganya yang cukup tinggi, di mana satu unit lampu depan Honda HRV 1.8 dibanderol seharga Rp 7 juta, belum termasuk ppn. Sedangkan untuk Jazz GK5 dibanderol Rp 863 ribu per unitnya.

HID Aftermarket

Tidak hanya head lamp OEM, produsen lampu aftermarket juga mengikuti perkembangan teknologi dengan menghadirkan lampu HID sebagai sistem penerangan alternatif pengganti lampu halogen konvensional. Selain tujuannya positif, keunggulan lampu ini pun beragam.

Sebut saja konsumsi daya yang lebih hemat ketimbang lampu halogen, seperti yang dikatakan Ari selaku distributor lampu mobil Sinar Berlian bahwa dengan daya 35 Watt, lampu HID dapat menghasilkan cahaya hampir tiga kali lipat dibanding dengan cahaya yang dihasilkan oleh lampu halogen konvensional berdaya 55 watt.

“Cahaya yang dihasilkan lampu HID pun memiliki kemiripan dengan sinar dari matahari pada siang hari. Artinya memberikan keamanan berkendara yang lebih efektif ketimbang cahaya lampu halogen,” terang pria yang berkantor di Boulevard Kelapa Gading, Jakarta Utara ini.

Selain itu, masa pakai HID yang ia klaim dapat mencapai 2.000 jam juga merupakan salah satu keuntungan menggunakan lampu yang sering disebut dengan nama “Xenon” ini.

Hal tersebut dapat terjadi karena HID tidak lagi menggunakan filamen tungsten layaknya lampu halogen konvensional yang mudah putus, melainkan elektroda listrik yang dapat menghasilkan busur listrik.

“Namun perlu hati-hati, karena memilih HID yang asal murah saja dapat berisiko lampu tidak tembus kabut, hujan, serta jarak pandang terbatas. Biasanya jarak sorot HID dengan kualitas cukup baik bisa mencapai 180 meter,” tegas pria yang membanderol bohlam HID dagangannya tersebut dengan rentang harga Rp 425 ribu – Rp 2,9 juta.

LED Aftermarket

Meski sama-sama menganut teknologi sistem penerangan jaman modern seperti halnya HID, namun LED lebih efisien dalam hal konsumsi listrik karena terbuat dari plastik mika dan dioda semi-konduktor yang dapat menyala jika dialiri tegangan listrik rendah (sekitar 1,5 volt DC).

Aplikasinya pada kendaraan pun sangat bervariatif karena bentuk LED sendiri yang tidak memakan tempat terlalu banyak seperti jenis lampu lain, seperti untuk penerangan pada plafon mobil, speedometer, lampu sign, stoplamp, hingga lampu utama.

Nah, yang umum digunakan pada penerangan lampu utama adalah jenis T10 dan T20. “T10 dengan ukuran standar untuk semua mobil dengan lebar soket 10 mm atau 1 cm. Cuma biasanya T10 sering digunakan sebagai lampu sign sama lampu senja, tapi bisa juga untuk lampu indikator panel dasbor, dan lampu pelat nomor. Pilihannya juga beragam ada 1 mata, 3 mata, 5 mata, 9 mata, 12 mata, 18 mata, hingga 21 mata,” terang Qobul, pemilik Lutfi Audio yang berlokasi di pusat perbelanjaan Slipi Jaya gedung parkir lantai 3, Jakbar.

Pria yang juga merupakan installer sekaligus menjual macam-macam produk audio mobil ini juga bilang kalau biasanya, mobil Eropa menggunakan lampu LED jenis T20 berukuran 20 mm atau 2 cm. “Enaknya pakai lampu LED lebih hemat energi dari HID bahkan halogen yang butuh daya lebih besar, lampu pun tidak panas seperti halogen dan rata-rata tahan hingga 3.000 jam masa pakai. Kalau mati pun bisa diganti di LED yang putus saja jadi irit biaya,” ujar pria yang nama tokonya terinspirasi dari nama anaknya ini.

Soal harga, Qobul mematok dari Rp 22 – 50 ribu untuk ragam LED yang ia jual. Sedangkan untuk paketan variasi beserta head lamp, Qobul membanderolnya dengan harga Rp 3 – 7 juta untuk berbagai jenis mobil mulai dari Honda Jazz generasi pertama hingga BMW seri 5.

Bagikan

Baca Original Artikel