POPULAR STORIES

Kematian Akibat Polusi Udara Di Indonesia Mencapai 9.000 Jiwa

Kematian Akibat Polusi Udara di Indonesia Mencapai 9.000 Jiwa Polusi udara yang keluar dari kendaraan bermotor

KabarOto.com - Badan Pusat Statistik (BPS) dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat, periode Januari 2021, jumlah sepeda motor di Indonesia mencapai 147,75 juta unit.

Sementara untuk mobil jumlahnya mencapai 24,6 juta unit. Jumlah tersebut tidak hanya menimbulkan polusi udara, tapi juga subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) serapannya semakin tinggi.

Baca juga: IMI Berikan 10 Motor Listrik Untuk Korlantas Polri

Bambang Soesatyo, ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) mengatakan, 60% kontribusi polusi udara di Indonesia disebabkan oleh kendaraan bermotor. "Asap kendaraan BBM mengandung gas beracun karbon monoksida, timbal, nitrogen dioksida dan karbon dioksida," terang Bamsoet, Kamis (27/05/2021).

Polusi udara 60% disumbang oleh kendaraan bermotor

Sementara itu, angka kematian akibat polusi udara cukup tinggi. "Greenpeace mencatat, angka kematian dini akibat polusi udara di Indonesia sejak 1 Januari 2020 diperkirakan mencapai lebih dari 9.000 jiwa," terangnya.

Ketua MPR ini meyakini, dengan menggunakan kendaraan listrik mampu menghemat energi sampai 80% dibandingkan mobil konvensional berbahan bakar minyak. Selain itu juga bisa menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun 2030.

"Penggunaan energi listrik sebagai pengganti BBM, akan mengurangi konsumsi BBM dan beban subsidi yang harus ditanggung negara," tambahnya. Sehingga, nantinya akan meningkatkan ketahanan energi nasional.

Baca juga: IMI Perkenalkan Motor Listrik Murah, Bisa Dikredit

Bamsoet juga memaparkan, rentang waktu 2014-2019, jumlah subsidi BBM mencapai Rp 700 triliun. "Dalam APBN 2021, subsidi untuk BBM jenis tertentu mencapai Rp 16,6 triliun," tegasnya.

Penggunaan kendaraan listrik menurut dia juga untuk menekan Indonesia bergantung pada impor BBM. Karena, saat ini kebutuhan minyak mentah mencapai 1,3 juta barel per hari. Sementara, Indonesia hanya mampu memproduksi setengahnya atau sekitar 700 ribu barel per hari.