Semakin padatnya lalu lintas dan potensi risiko di jalan, memiliki Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di dalam mobil menjadi hal penting saat ini. Komponen ini dapat menjadi penyelamat saat terjadi insiden kebakaran kecil, sehingga memberikan waktu berharga untuk mengendalikan api sebelum menjadi lebih besar.

Kendaraan listrik saat ini mulai banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Namun, distributor tidak membekalinya dengan edukasi soal risiko kebakaran yang disebabkan oleh baterai. Dibutuhkan penanganan yang berbeda ketika terjadi kebakaran.

Keberadaan APAR atau Alat Pemadam Api Ringan di mobil begitu penting. Alasan keamanan menjadi dasar. Hal tersebut bukan tanpa alasan, sebab musibah bisa datang kapan saja dan siapa saja. Apalagi kebakaran pada kendaraan bisa terjadi tidak hanya pada mobil lawas, tapi bisa juga terjadi pada kendaraan terbaru.

Kebakaran mobil bisa terjadi kapan saja karena berbagai berbagai faktor, seperti korsleting listrik, kebocoran bahan bakar, atau mesin yang terlalu panas. Oleh sebab itu, memiliki APAR (Alat Pemadam Api Ringan) di mobil bukan hanya aksesori tambahan, tetapi juga langkah penting untuk menjamin keamanan saat berkendara.

PT Famindo Alfa Spektrum Teknologi (Fast) selaku ‘exclusive distributor’ pemadam api Hartindo AF31, atau yang dikenal sebagai “Lithium Fire Killer” mengaku berkomitmen untuk mengawal keamanan dalam ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Ahmad Wildan, Senior Investigator dari KNKT mengatakan, semua Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang ada di dalam kendaraan, baik baru maupun lama harus harus mengacu kepada standar keselamatan minimal yang diatur dalam regulasi. Di antaranya tidak mengandung bahan beracun, mampu memadamkan sekurang kurangnya 3 jenis kebakaran yaitu A, B dan C, serta memiliki masa kadaluwarsa tanpa pemeliharaan sekurang kurangnya 8 tahun. Celakanya, APAR yang digunakan pada mobil saat ini belum memenuhi standar yang ditetapkan.

Alat Pemadam Api Ringan (APAR) jadi salah satu perangkat wajib yang ada di dalam mobil kalian sob. APAR efektif untuk memadamkan kebakaran yang disebabkan oleh material non-logam seperti kertas, kayu, kain, dan karet.

PT Famindo Alfa Spektrum Teknologi (Fast) menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Mobil Anak Bangsa (MAB) untuk meningkatkan keamanan kendaraan bus listrik.

Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS 2023) tak hanya jadi ajang pertunjukkan bagi mobil dan motor bertenaga listrik, namun juga bagi industri pendukungnya, contohnya Produsen Apar yakni PT Famindo Alfa Spektrum Teknologi (Fast).

Selain jadi ajang pameran kendaraan listrik, Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS 2023) juga dimeriahkan dengan berbagai program, seperti EV Fire Extingush By Fast, atau simulasi penanganan kendaraan listrik yang sedang terbakar.

Mendukung Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2021 mewajibkan setiap kendaraan memiliki APAR dan mengedukasi masyarakat untuk memilih APAR yang berkualitas.

Kejadian mobil terbakar kerap menjadi pemberitaan dalam beberapa bulan terakhir di Indonesia, terutama Jakarta. Tidak hanya dialami oleh kendaraan lawas, mobil produksi relatif baru juga kerap terjadi.

kemudian APAR jenis busa efektif untuk kebakaran karena cairan seperti minyak, alkohol dan solvent. APAR ini masuk ke dalam kategori B dan kebakaran A. Sementara itu, APAR yang berjenis bubuk kimia digunakan untuk kebakaran yang diakibatkan kelistrikan, biasanya masuk ke dalam kategori kebakaran kelas C.

Kebakaran mobil beberapa kali kita lihat di jalan atau di sosial media. Mobil-mobil yang terbakar bukan kendaraan tua, justru masih mulus dan masih terlihat baru. Salah satu faktor penyebabnya adalah sistem kelistrikan.

Pemerintah beberapa waktu lalu sudah mengeluarkan Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat tentang fasilitas tanggap darurat kendaraan bermotor, demi meningkatkan faktor keamanan. Kendaraan dengan produksi tahun 2021, diwajibkan harus ada Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Aturan ini dibuat berkaca pada kasus kebakaran mobil yang kerap sering kali terjadi di Indonesia.