POPULAR STORIES

Hyundai Ungkap Rahasia Di Balik Aerodinamis Dan Efisiensi Ioniq 6

Hyundai Ungkap Rahasia di Balik Aerodinamis dan Efisiensi Ioniq 6 Hyundai Ioniq 6 saat menjalani tes aerodinamis (foto Hyundai Motor Group)

KabarOto.com – Pabrikan mobil asal Korea Selatan, Hyundai baru-baru ini mengungkap rahasia aerodinamis dan efisiensi Hyundai Ioniq 6.

Mobil listrik anyar mereka yaitu Hyundai Ioniq 6 menjadi kendaraan paling aerodinamis yang pernah dibuat oleh pabrikan Korea Selatan itu. Koefisien drag-nya mencapai 0,21.

Baca Juga : Melihat Lebih Dekat Hyundai I30 N, Safety Car WSBK 2022

Sebagai informasi, untuk mempermudah benda melewati udara yang berujung pada konsumsi BBM, dalam industri otomotif dikenal istilah Coefficient of drag (CD) atau koefisien drag.

Semakin kecil angka CD sebuah kendaraan, akan maksimal gerak mobil, sudah tentu efisiensi bahan bakar. Untuk itu, saat mengembangkan sebuah model, para insinyur mempertimbangkan hal desain bodi.

Tes aerodinamis memakai Computational Fluid Dynamics (CFD) melalui superkomputer

Dengan koefisien drag yang rendah tersebut, Ioniq 6 dapat menempuh jarak sejauh 614 km dalam kondisi baterai penuh. Selain meningkatkan jarak tempuh, efisiensi aerodinamis juga berdampak siginifikan pada performa, kestabilan, dan kebisingan berkendara. Untuk mencapai hal tersebut, Simon Loasby, selaku Hyundai head of styling mengungkapkan rahasia saat merancang Ioniq 6.

“Desain dan teknik aerodinamis dimulai dari tahun 1930-an, kami mengambil inspirasi dari era itu," terangnya. Ia menambahkan, terinspirasi dari beberapa mobil lawas, seperti Stout Scarab (1947), Phantom Corsair (1938), dan Saab Ursaab (1947).

Baca Juga : All New Toyota Prius Diperkenalkan, Tawarkan Dua Pilihan Mesin

Selain mobil, pesawat tempur perang dunia kedua asal Inggris yaitu Supermarine Spitfire juga memberikan inspirasi, dengan menerapkan winglet di bagian sisi spoiler belakang.

Winglet ini diyakini dapat menyerap aliran udara dari atap, dan mengurangi hambatan dengan meminimalkan vortisitas di bagian atas.

Winglet ini juga berfungsi untuk mengurangi arus eddy, yang dihasilkan dari sisi kendaraan, dan mengurangi hambatan angin.

Melalui hasil tes menghadapi angin berkecetapan 200 kpj yang dihasilkan oleh kipas besar bertenaga 3.400 dk, efisiensinya 10 persen. Dalam melakukan pengujian, Hyundai menggunakan analisis Computational Fluid Dynamics (CFD), melalui super komputer agar mendapatkan data akurat. Jika, tak sesuai target, pabrikan akan merevisi bagian tertentu.