Mulai 1 Februari 2023 mendatang, Pemerintah akan memberlakukan kebijakan bahan bakar nabati Biodiesel 35 persen (B35). PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) yang memasarkan produk bermesin diesel, mengaku siap mengimplementasikannya.

Dalam rangka menghadirkan emisi kendaraan lebih bersih, pemerintah melalu Kementerian ESDM terus menghadirkan berbagai bahan bakar ramah lingkungan, salah satunya adalah biodiesel. Setelah beberapa waktu lalu menerapkan B30, kini targetnya akan dinaikkan menjadi B40.

Dalam rangka mengurangi polusi yang dihasilkan oleh kendaraan yang menggunakan mesin diesel, Pemerintah menjalankan program Bio Diesel (B30). Bahkan, tahun 2022 mendatang, akan ditingkatkan menjadi 40%.

Program mandatori B30 atau pencampuran 30 persen biodiesel dengan 70 persen minyak solar telah terimplementasi sejak 1 Januari 2020. .

Selain fokus mengembangkan kendaraan listrik, Pemerintah juga terus konsentrasi mengembangkan kendaraan yang menggunakan bahan bakar nabati. Tujuannya untuk menghadirkan emisi gas buang yang lebih baik.

Selain fokus mengembangkan kendaraan listrik, Pemerintah juga terus konsentrasi mengembangkan kendaraan yang menggunakan bahan bakar nabati. Tujuannya untuk menghadirkan emisi gas buang yang lebih baik. Pemerintah, melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Tarbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, sudah menetapkan volume alokasi target Bahan Bakar Nabati jenis (BBN) minyak kelapa sawit untuk biodiesel tahun 2021 sebesar 9,2 juta kilo liter (KL).

Pemerintah terus konsisten menjalankan program biodiesel 30 persen yang mulai diimplementasikan pada tahun 2021 mendatang. Belum juga diterapkan pada seluruh kendaraan bermesin diesel, dampaknya sudah dirasakan industri kelapa sawit di Indonesia. Martias Fangiono, Narasumber Komite Pengarah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mengatakan, saat pemerintah konsisten menjalankan B30, akan memberi dampak harga sawit yang stabil. "Selain itu, program ini menjadi bagian Indonesia Incorporated.

Bahan bakar berbasis fosil atau minyak bumi diperkirakan bakal habis, seiring meningkatnya pengguna kendaraan bermotor di seluruh dunia. Produsen otomotif pun memutar otak, membuat kendaraan dengan energi terbarukan seperti listrik atau bahan bakar nabati. Kali ini udara (CO2) sedang diteliti untuk bisa digunakan pengganti bbm untuk menggerakan mesin kendaraan. Dilansir dari Visordown, sebuah tim dari Carbon Engineering (CE) sedang mengembangkan sebuah sistem bernama 'Direct Air Capture'. Penemuan ini diklaim dapat mengubah udara menjadi bahan bakar baru.

Penerapan program biodiesel 30 persen atau B30 telah diberlakukan sejak awal tahun 2020 ini. Meski Biosolar B30 diklaim punya sejumlah kelebihan, ternyata menurut CEO Wealthy Group, Arief Hidayat bahan bakar dengan 30 persen Fatty, Acit, Metil, Eter (FAME) yang didapat dari minyak kelapa sawit ini juga punya dampak negatif.

PT Welty Indah Perkasa atau Wealthy Group sedang siapkan produk baru yang bakal meluncur di segmen kendaraan bermesin diesel. Menurut CEO Wealthy Group, Arief Hidayat inisiasi ini hadir lantaran adanya kebijakan pemerintah mengenai penerapan program biodiesel 30 persen atau B30 yang dicanangkan awal tahun 2020 silam.

Pemerintah Indonesia telah membuat regulasi untuk menggunakan bahan bakar B30 di beberapa jenis kendaraan. Salah satu perusahaan yang memiliki produk pelumas, Valvoline ikut mendukung adanya regulasinya tersebut. Pasalnya, Valvoline juga menyuguhkan pelumas yang sesuai untuk kendaraan mesin diesel berbahan bakar B30.

PanaOil yang hadir di pembukaan GIICOMVEC 2020 menjelaskan, mereka memiliki formula unggulan untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan dari pemakaian pemakaian Fatty Acid Methyl Ester (FAME) dalam bahan bakar biodiesel.

Pemerintah mulai menjalankan program Biodiesl 30 persen (B30) pada awal tahun 2020 ini, bahkan rencananya akan ditingkatkan menjadi 40 persen. PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), distributor resmi kendaraan niaga Mitsubishi Fuso sudah siap dengan semua kebijakan yang akan diterapkan Pemerintah.

Pertamina sudah mulai memasarkan Biosolar B30 di Indonesia. Selain ramah lingkungan, implementasi B30 dinilai memiliki banyak manfaat, salah satunya meningkatkan performa mesin. FAME yang terkandung dalam B30, bersifat detergency yang mampu membersihkan mesin kendaraan maupun mesin industri ini lebih baik.

Pertamina sebagai perusahaan energi nasional sudah meralisasikan Biosolar B20. Bahan bakar jenis diesel ini merupakan campuran antara B2,5 Fatty Acid Mathyl Ester (FAME) dengan Solar. Tahun ini akan semakin meningkat karena pasokannya bertambah sebesar 5,59 juta KL untuk seluruh sektor.