Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dengan tegas akan meningkatkan pengawasan dan penegakkan hukum terhadap pengguna kendaraan Over Dimension Over Load (ODOL) dengan menerapkan sistem digitaliasi.

Penerapan Zero Over Dimension Over Load (ODOL) untuk truk di jalan Indonesia masih menjadi polemik. Banyak pihak yang mendukung dan juga menentang. Hal itu membuat kebijakan menjadi abu-abu atau tidak jelas, dan saat ini masih banyak truk logistik bermuatan lebih berlalu lalang di jalan raya tol dan non tol.

Truk berlebih muatan atau biasa disebut Over Dimension Over Loading (ODOL) sampai saat ini masih menghiasi jalan raya. Banyak kecelakaan yang disebabkan oleh truk ODOL. Belum lagi infrastruktur jalan yang rusak karena tak lagi sanggup menahan beban truk yang beratnya melebihi batas yang ditentukan. Untuk bisa lolos dari pemeriksaan, terkadang pengemudi truk memalsukan uji kir kendaraan. Dalam rangka mencegah beredarnya truk berlebih muatan, Kepala Korps Lalu Lintas Polri, Irjen Firman Shantyabudi mengimbau jajarannya, agar menindak tegas pengemudi yang memalsukan uji kir.

Truk Over Domension Over Loading (ODOL) yang saat ini masih beredar di jalan raya, menggangu pengguna jalan lain serta berpotensi mengakibatkan kecelakaan. Bahkan, truk ODOL mengakibatkan kerugian negara senilai Rp43 triliun.

Tekonologi Weight In Motion (WIM) resmi akan diberlakukan di beberapa ruas tol (1/1/2022). Hal ini untuk menindak truk Over Domension Over Loading (ODOL) yang saat ini masih beredar di jalan raya, menggangu pengguna jalan lain serta berpotensi mengakibatkan kecelakaan. Penerapan sistem ini sesuai dengan Surat Edaran (SE) Menteri Perhubungan (Menhub) Nomor 116 Tahun 2021, tentang Pengawasan dan Penindakan Terhadap Kendaraan Angkutan Barang atas Pelanggaran Ukuran Lebih (Over Dimension) dan Pelanggaran Muatan Lebih (Over Loading) atau ODOL di Jalan Tol.

Kementerian Perhubungan mulai melakukan penegakkan hukum terhadap kendaraan Over Dimension dan Over Loading (ODOL) di seluruh jembatan timbang, mulai hari ini, Selasa (28/12). "Kami di Ditjen Hubdat sedang mempersiapkan penegakan bagi truk ODOL secara serentak di seluruh Jembatan Timbang atau Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor," jelas Budi Setiyadi, Direktur Jenderal Perhubungan Darat.

Saat ini di jalan masih banyak kita jumpai Truk yang berlebih muatan atau Over Dimension dan Over Loading (ODOL). Truk tersebut ternyata membuat negara merugi. Pasalnya, banyak jalan yang rusak akibat sering dilintasi truk-truk tersebut.

Saat berada di jalan raya, terutama jalan tol, sering kita jumpai truk-truk atau bus AKAP yang ugal-ugalan. Hal itu sangat berbahaya karena akan menimbulkan kecelakaan. Karena, di jalan tol, kecelakaan banyak melibatkan truk-truk besar, karena kelalaian pengemudi, dan juga kondisi kendaraan yang sudah tidak layak untuk digunakan. Ada baiknya, perusahaan jasa transportasi memberikan pendidikan dan pelatihan untuk para sopir-sopir, agar kecelekaan bisa diminimalisir. Selain itu, pengecekan kondisi kendaraan sebelum beraktivitas harus dilakukan.

Kendaraan Over Dimension dan Over Loading (ODOL) masih tetap berkeliaran di beberapa jalan tol Jabodetabek. Hal tersebut membuat PT Jasa Marga geram, melalui anak usahanya Jasamarga Metropolitan Toll Road (JMT), mereka komitmen akan melakukan berbagai upaya mengurangi truk yang bermuatan lebih mulai tahun 2021 ini di jalan tol. Hal ini dalam rangka mendukung upaya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam program Zero ODOL. Selain itu juga untuk memberikan kenyamanan dan keamanan pengguna jalan tol.

Banyak cara dilakukan pelaku usaha logistik untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Salah satunya menambah dimensi daya tampung dengan tujuan barang yang diangkut semakin banyak. Itu yang menjadi alasan kenapa banyak truk berlebihan muatan yang ada di jalan khususnya tol.

Kementerian Perhubungan tidak akan main-main untuk menindak tegas kepada seluruh para operator yang masih mengoperasikan kendaraan bermuatan berlebihan. Hal itu dijelaskan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi.

Kementerian Perindustrian menilai, rencana bebas angkutan barang kelebihan dimensi kelebihan muatan atau Over Dimension Over Load (ODOL) yang digagas Kementerian Perhubungan bakal mempersulit industri.

Kecelakaan yang melibatkan truk bermuatan berlebih dan beroperasi dalam kondisi tak layak kembali terjadi. Kali ini, sebuah truk kontainer bernomor polisi B 9766 UO lepas kendali di rest area KM 97 jalan Tol Cipularang, Purwakarta, dan menghantam 7 mobil lainnya akibat rem blong.

Kementerian Perindustrian menilai, rencana bebas angkutan barang kelebihan dimensi kelebihan muatan atau overdimension overload (ODOL) yang digagas Kementerian Perhubungan bakal mempersulit industri.

Berlebihnya muatan truk di jalan raya sering terlihat, banyak yang beranggapan jika ada main mata antara petugas yang menjaga dari Dinas Perhubungan Kabupaten dan Kota di Indonesia bermain mata dengan operator truk dan juga pengemudi. Hal itu dilakukan di jembatan timbang, di mana beberapa media sosial terlihat petugas menerima suap dari pengemudi truk.